Rabu, 29 Agustus 2012

KURIKULUM


Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculum, awalnya mempunyai pengertian a running course, dan dalam bahasa Perancis yakni courier berarti to run = berlari. Kemudian istilah ini digunakan untuk sejumlah mata pelajaran (courses) yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijazah.
Dalam arti sempit kurikulum ditafsirkan sebagai mata pelajaran, sedangkan pengertian yang luas ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan di bawah naugan sekolah. Dalam perkembangannya kurikulum juga mengalami penafsiran yang beragam dari para ahli pendidikan. Khususnya yang berkompeten membicarakan tentang kurikulum tersebut. Hal ini disebabkan karena hampir setiap ahli kurikulum memiliki rumusan masalah sendiri, meskipun aspek- aspek kesamaannya tetap tampak.
Tyler dalam  Sianturi (2003) menyatakan bahwa : kurikulum adalah semua pelajaran-pelajaran murid yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Sedangkan Glatthorn dalam Sianturi (2003)  mengatakan bahwa : kurikulum adalah rencana- rencana yang dibuat untuk membimbing dalam belajar di sekolah yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum, dan aktualisasi dari rencana-rencana itu di kelas, sebagai pengalaman murid, yang relah dicatat dan ditulis oleh seorang ahli ; pengalaman-pengalaman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang juga mempengaruhi apa yang dipelajari.
Menurut Undang- undang No.23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa : kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.


Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum   Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sebelum melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam kegiatan pembelajaran ada baiknya diketahui lebih dahulu perbedaan antara KBK dan KTSP.
Tabel 2.1. Perbedaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

No. KBK KTSP  
1. Pengelolan dan pengembangan sekolah masih ada campur tangan dari pusat. Memberi kesempatan pada satuan pendidikan guna mengelola dan mengembangkan sekolahnya.  
2. Kurikulum dikembangkan oleh sekolah berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Kurikulum ditetapkan oleh kepala sekolah sendiri dengan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah serta berdasar dengan standar kelulusan.  
3. Menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran pada semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama melalui kurikulum berbasis sekolah. Menerapkan untuk memasukkan muatan lokal yang berarti lokal kabupaten, propinsi maupun sekolah, sehingga dalam KTSP latar budaya, etnik, agama yang berbeda-beda telah dipisahkan pada tiap daerah.  
4. Guru hanya berfungsi sebagai pengajar/ memberikan materi saja. Guru tidak hanya memberi materi saja tetapi dituntutuntuk kreatif, cepat memahami kondisi peserta didik serta bisa menuntut agar para peserta didik lebih kreatif.  
5. Pelaksanaan pengajaran praktek lebih sedikit dan guru yang lebih banyak berperan aktif dalam mengajar. Pelaksanaan pengajaran memperbanyak praktek guna pengembangan kemampuan serta kreatifitas peserta didik.  
6. Merupakan awal kurikulum yang berbasis kompetensi Merupakan penyederhanaan dari KBK.  
7. Kriteria lulusan cenderung masih ditentukan oleh pusat. Kriteria lulusan ditentukan oleh sekolah masing-masing dengan menggabungkan nilai UAN dan ujian sekolah masing-masing.
Sumber (www.uny.ac.id, 2011)

FILSAFAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa indonesia merupakan kata serapan dari bahasa arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa yunani Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia yang berarti persahabatan, cinta) dan (sophia yang berarti  kebujaksanaan). Sehingga arti harafiahnya adalah seseorang “Pencinta kebijaksanaan”.
Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu yang besar, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Pengetahuan (knowledge) adalah persepsi subjek (manusia) atas berbagai objek yang ada baik riil dan gaib/fakta di alam semesta tanpa penyelidikan lebih lanjut. Pengetahuan hanya terbatas pada apa yang diketahui saja. Kebenaran dari pengetahuan perlu dipertanyakan kembali.
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita pelajari sejak mulai bangku sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ilmu pengetahuan (science) adalah suatu tahapan pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penyelidikan, pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen) yang didukung oleh bukti-bukti yang nyata serta dapat dipertanggung jawabkan secara rasional. Ilmu pengetahuan membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat empiris.
Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu prestasi besar dari pikiran manusia. Tanpa pengetahuan tentang perkembangan atau pertumbuhan ilmu adalah sukar untuk mengerti sejarah modern. Maka semua ini merupakan kemajuan dari proses berfikir manusia yang berhubungan dengan filsafat. Sehingga pada masa sekarang kita mengenal adanya filsafat ilmu pengetahuan.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian filsafat, filsafat ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, pengetahuan, pendidikan biologi dan agama.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Biologi dan Bioetika
2. Memahami pengertian filsafat, filsafat ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, pengetahuan, pendidikan biologi dan agama.

1.3 Manfaat Penulisan Makalah
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis yang utama dan para pembaca tentang pengertian filsafat, filsafat ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, pengetahuan, pendidikan biologi dan agama.
2. Sebagai informasi tambahan dalam mata kuliah filsafat biologi dan bioetika.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, mendalam dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen atau percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, dengan mencari solusi yang terbaik untuk semuanya. Filsafat juga merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga sering diartikan mencintai kebijaksanaan. Orang yang mencintai kebijaksanaan disebut Filsuf. Sedangkan kebijaksanaan yang dimaksud disini adalah hakikat perbuatan kebijaksanaan yang bersifat benar, baik dan adil serta di barengi dengan perenungan akal fikiran, pertimbangan dan perasaan yang dalam.  Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalan dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam ilmu sains dan filsafat. Hal ini membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan keterkaitan. Filsafat juga bisa berarti sebuah perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam n mengakar, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Filsafat juga merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi.
Ciri-ciri berfikir filosofi adalah :
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berfikir yang tinggi
2. Berfikir secara sistematis
3. Menyusun suatu skema konsepsi
4. Menyeluruh

2.2 Filsafat Ilmu Pengetahuan
Pada akhirnya filsafat membentuk ruang lingkup yang semakin luas serta dengan beraneka ragam permasalahan. Pemikiran filsafat pada masa itu diartikan sebagai bermacam-macam ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dibuktikan dengan apa yang dikemukakan oleh Aristoteles, bahwa filsafat adalah segala sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan atas dasar akal pikiran, dan membagi filsafat menjadi ilmu pengetahuan, poetis, ilmu pengetahuan tentang praktis, ilmu pengetahuan yang teoritis.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan. Antara definisi filsafat dan ilmu pengetahuan memang hampir mirip namun definisi ilmu pengetahuan lebih menyoroti kenyataaan tertentu yang menjadi kompetensi bidang ilmu pengetahuan masing-masing sedangkan filsafat lebih merefleksikan kenyataan secara umum yang belum dibicarakan di dalam ilmu pengetahuan.
Walaupun demikian, ilmu pengetahuan tetap berasal dari filsafat sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan yang berdasarkan kekaguman atau keheranan yang mendorong rasa ingin tahu untuk menyelidikinya, kesangsian dan kesadaran akan keterbatasan.


PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN DAN FILSAFAT

NO. ILMU PENGETAHUAN FILSAFAT  
1. Ilmu pengetahuan membahas bidang-bidang yang khusus dan terbatas. Filsafat menggarap bidang yang luas dan umum.  
2. Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengadakan deskripsi, prediksi, eksperimentasi dan mengadakan kontrol. Filsafat bertujuan mencari pemahaman dan kebijaksanaan atau kearifan hidup.  
3. Ilmu pengetahuan haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Dan nilai ilmu pengetahuan terletak pada kegunaan pragmatis. Filsafat dilaksanakan yang menonjilkan daya spekulasi, kritis dan pengawasan. Dan kegunaan filsafat timbul dari nilainya.  
4. Ilmu pengetahuan bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis yang di mulai dari tidak tahu menjadi tahu. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdsarkan pada pengalaman realitas sehari-hari.  
5. Ilmu pengetahuan menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat dan yang lebih sekunder mendasar. Filsafat memberikan penjelasan yang mutlak dan mendalam sampai ke akar.  
6. Batas kajian ilmu pengetahuan adalah fakta. Batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia.  
7. Ilmu pengetahuan menjawab pertanyaan why dan how. Filsafat menjawab pertanyaan why, why dan why dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia.


2.3 Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang struktur dari sistem-sistem serta penjelasan tentang pola-laku sistem-sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami, maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang diinstitusionalisasikan. Ciri-ciri hakiki pengetahuan manusia yaitu :
1. Kepastian mutlak tentang kebenaran segala pengetahuan kita memang tidak mungkin, sebab manusia adalah makhluk contingent dan fallible. Tetapi ini tidak berarti bahwa semua pengetahuan manusia pantas dan perlu dipergunakan kebenarannya. Maka, skeptisisme mutlak pantas ditolak.
2. Subjek berperan aktif dalam kegiatan mengetahui dan tidak hanya bersifat pasif menerima serta melaporkan objek apa adanya. Tetapi ini tidak berarti bahwa pengetahuan manusia melulu bersifat subjektif. Maka, subjektivisme radikal juga pantas disangkal.
3. Pengetahuan manusia memang bersifat relasional dan kontekstual, tetapi itu tidak berarti bahwa objektivitas dan universalitas pengetahuan menjadi tidak mungkin. Berbagai bentuk relativisme ilmu pengetahuan, walaupun punya sumbangan yang berharga, merupakan suatu pandangan tentang pengetahuan yang tidak bisa diterima.

2.4 Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah sebuah persepsi subjek (manusia) atas objek (riil dan gaib) atau fakta, sesuatu apa yang di ketahui tetapi belum dapat dibuktikan kebenarannya.
Pengetahuan (knowledge) merupakan terminology generic yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian Pengetahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran , pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupannya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan. Terjadinya suatu pengetahuan menggunakan pengalaman indera, nalar, otoritas, intuisi, wahyu, dan  keyakinan. Pengetahuan bersifat sesuatu apa yang di ketahui tetapi belum dapat dibuktikan kebenarannya.


2.5 Pengertian Biologi
Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “bios” yang artinya hidup dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuatu yang hidup beserta masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal berbagai cabang ilmu biologi yang mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi dan patologi.
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu pengetahuan dari dua cara utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang menjadi ilmu-ilmu social (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi diri kepada kedua kelompok lagi yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta yang terbagi lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi)< kimia (mempelajari substansi zat), antronomi (mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke 19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subjek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia. Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan, sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai  kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip-teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia.
2.6 Pendidikan Biologi
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogik, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput disebut paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006).
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang membahas fenomena pendidikan dalam perspektif luas dan integratif. Dalam perspektif luas, pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia. Dalam arti integrative, pendidikan dikaji secara historis, sosiologis, psikologis dan filosofis. Dalam mempertahankan hidupnya di alam, manusia pada  awalnya sangat bergantung pada lingkungan. Manusia mengambil semua keperluan hidupnya dari lingkungan di sekitarnya. Apabila lingkungan setempat sudah tidak mendukung keperluannya, maka manusia akan segera berpindah ke tempat baru dengan mengharapkan mendapatkan keperluan dari lingkungannya yang baru, begitu juga seterusnya.
Jadi pendidikan biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan untuk pengajaran biologi perlu dan dapat dimuati unsur pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah (scientific attitude). Adapun tujuan pendidikan biologi adalah :
1. Menumbuhkan kebiasaan membaca literasi ilmiah dan bahasa
2. Menumbuhkan kebiasaan untuk berpikir kritis dan ilmiah
3. Menumbuhkan sikap ilmiah dan kerja ilmiah
4. Meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
5. Pendidikan biologi sebagai bekal hidup

2.7 Agama
Istilah filsafat dan agama mengandung pengertian yang dipahami secara berlawanan oleh banyak orang. Filsafat dalam cara kerjanya bertolak dari akal, sedangkan agama bertolak dengan wahyu. Filsafat membahas sesuatu dalam rangka melihat kebenaran yang diukur, apakah sesuatu itu logis atau bukan. Agama tidak selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya karena agama kadang-kadang tidak terlalu memperhatikan aspek logisnya, dimana ruang lingkup pengkajiannya adalah hal-hal yang berada di luar jangkauan pengalaman manusia.

PERBEDAAN AGAMA DAN FILSAFAT

NO. AGAMA FILSAFAT  
1. Agama memberikan kebenaran, atau sesuatu yang diklaimnya sebagai kebenaran. Filsafat tidak memberikan kebenaran, ia hanya menunjukkan jalan untuk mencapai kebenaran.  
2. Agama hanya mampu menertawakan agama lain (ajaran lain) dan membuat kita menangis, karena harus menanggung doktrin moralitas. Filsafat membuat kita mampu menertawakan diri kita sendiri, dan mampu membuat kita menangis terhadap realitas sekitar kita.  
3. Agama akan mengajak orang lain mengikuti doktrinnya. Filsafat akan mengajak orang lain merenungkan sesuatu yang sangat lazim.  
4. Agama penuh dengan jawaban atas segala pertanyaan yang mutlak benar dan kita tidak boleh mempertanyakannya.   Filsafat penuh dengan kebebasan dan kemandirian untuk mencari jawaban atas segala pertanyaan.  
5. Agama akan membuka pedang, cemoohan, dan kucilan terhadap orang yang punya pemikiran yang berbeda. Filsafat akan sangat terbuka dengan pemikiran orang lain yang berbeda.  
6. Agama membutuhkan buku (kitab suci) yang darinya segala jawab atas pertanyaan tersedia di dalam kitab itu. Filsafat tidak membutuhkan buku (kitab suci).  
7. Agama penuh dengan kultus-ritus yang membuat orang lena dan itu menjadi sarana agama untuk membius orang. Filsafat tidak membutuhkan ritual khusus dalam mencari kebenaran.














BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan mencari sebab-sebab terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau lapangannya), yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal itu. Maka ada metode, ada sistem, ada satu pandangan yang dipersatukan (memberi sintesis) dan yang dicari adalah sebab-sebabnya.
Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip-teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains) dan didalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap.









DAFTAR PUSTAKA

Rustamam, N. Y. Tanpa tahun. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. FPMIPA UPI.
Salam, B. 1997. Logika Materiil: Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suriasumantri, J. S. 2005. Filsafat Ilmu: Sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
sSuwarno, W. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.